Sabtu, 23 November 2013

Landasan Dan Asas-Asas Pendidikan Serta Penerapannya

Landasan Dan Asas-Asas Pendidikan Serta Penerapannya

Landasan Dan Asas-Asas Pendidikan Serta Penerapannya
Kompetensi :
  1. Standar Kompetensi :
Setelah mengikuti matakuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya .

  1.  Kompetensi Dasar:
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat :
    1. Menyebutkan sekurang-kurangnya 4  landasan  pendidikan.
    2. Menjelaskan makna landasan filosofis, sosiologis, kultural, psikologis serta ilmu pengetahuan dan teknologi, pada pendidikan.
    3. Menyebutkan asas-asas pendidikan
    4. Menjelaskan asas Tut wuri handayani, Belajar sepanjang hayat dan kemandirian dalam belajar.
    5. Memberikan contoh penerapan berbagai asas-asas pendidikan tersebut

Materi
Landasan dan Asas pendidikan sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu. Landasan pendidikan akan memberi pijakan dan arah terhadap pembentukan manusia Indonesia. Sedangkan asas – asas pokok pendidikan akan memberi corak khusus dalam penyelenggaraan pendidikan dan pada gilirannya memberi corak pada hasil-hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat Indonesia.

Landasan Pendidikan
Berikut Beberapa diantara Landasan pendidikan

1.      Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafah). Driyakara (1987) menyatakakan bahwa filsafat adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab “ada” dan “berbuat”. Filsafat menelaah secara radikal dan menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia.

Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan. Filsafat dan pendidikan mempunyai kaitan yang erat satu dengan yang lainnya. Filasaf mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat. Sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Landasan filsafat pendidikan  merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau  hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok, seperti  : apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuan, dan sebagainya.
Peranan filsafat pendidikan dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan hasil kajian antara lain :

a.       Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini, seperti sebagaizoon politicon, homo sapiens, animal educandum dan sebagainya.
b.      Masyarakat dan kebudayaannya
c.       Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan.
d.      Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan utamnya filsafat pendidikan.

Wayan Ardhana, dkk (dalam Tirtarahardja, 2000) mengemukakan  bahwa aliran-aliran filsafat bukan hanya mempengaruhi pendidikan, tetapi juga melahirkan aliran filsafat pendidikan, seperti :
a.       Idealisme
b.      Realisme
c.       Perenialisme
d.      Esensialisme
e.       Pragmatisme
f.       Eksistensialisme

2.      Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang sengaja dibentuk oleh masyarakat. Dengan meningkatkan perhatian sosiologi pada kegaitan pendidikan tersebut, maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.

Sosiologi pendidikan merupakan analisa ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi 4 bidang :

1.      Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari :
a.       Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b.      Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
c.       Fungsi sistem pendidikan dalam memeliharan dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan.
d.      Hubungan pendidikan dan kelas sosial.
e.       Fungsionalisasi sitem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.


2.      Hubungan kemanusiaan di sekolah :
a.       Sifat kebudayaaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah.
b.      Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.

3.           Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari :
a.       Peranan sosial guru
b.      Sifat kepribadian guru
c.       Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.
d.      Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.

4.      Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi :
a.       Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi sekolah.
b.      Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial komunitas kaum tidak terpelajar.
c.       Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.
d.      Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.

Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan, baik pendidikan sekolah, maupun luar sekolah. Khusus untuk jalur pendidikan luar sekolah, terutama bila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga sangat penting.

3.      Landasan  Kultural
Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan /dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal. Sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudyaaan di tempat proses pendidikan berlangsung.

4.      Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasaan psikologi merupakan salah satu landasan penting dalam bidang pendidikan .Pada umumnya landasan psikologi dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya proses perkembangan manusia dan proses belajar.

5.      Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pendidikan dan Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat erat kaitannya, seiring dengan kemajuan IPTEK maka pendidikan juga akan mengalami kemajuan yang sangat pesat, begitu juga kemajuan cabang-cabang ilmu akan menyebabkan tersedianya informasi empiris yang cepat dan tepat yang akan bermuara pada kemajuan teknologi pendidikan.

Dengan adanya perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat yang semkin kompleks, maka pendidikan mau tidak mau harus mengakomodasi perkembangan , yaitu : dengan cara memperbanyak teknologi dari berbagai bidang ilmu dan mengadopsinya untu penyelenggaraan pendidikan sehingga akan terjadi kemajuan pendidikan.

Langkah-langkah  pengembangan dan pemanfaatan IPTEK antara lain : penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan dan penerapan teknologi serta akhirnya diikuti evaluasi .


Manfaat IPTEK yang melandasi pendidikan menurut Dosen FIP (1995) harus mampu :
a.       Memberikan kesejahteraan lahir dan batin
b.      Mendorong pemanfaatan pengembangan sesuai tuntutan zaman.
c.       Menjamin penggunaannya secara bertanggung jawab.
d.      Memberi dukungan nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa.
e.       Mencerdaskan kehidupan bangsa.
f.       Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektifitas sumber daya manusia.


Asas – Asas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.

Khusus di Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara lain:

1.      Asas Tut wuri Handayani
Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif dari Drs. RMP Sosrokartono dengan menambahkan dua semboyan yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas.

Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan berkaitan dengan asas ini antara lain :
a.       Peserta didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilan yang diminati di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang disediakan sesuai potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki.
b.      Peserta didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dan bidang yang diinginkan.
c.       Peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan keterampilan yang diminati sesuai dengan gaya dan irama belajarnya.
d.      Peserta didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik dan mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan keadaanya.
e.       Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan memperoleh pendidikan keterampilan yang sesuai dengan kondisi daerahnya.
f.       Peserta didik dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuanya dengan bantuan dan dari pemerintah masyarakat.

2.      Asas Belajar sepanjang hayat
Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :
  1. Meliputi seluruh hidup setiap individu.
  2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
  3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment) setiap individu.
  4. Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
  5. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.

Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan seumur hidup yaitu :: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar sepanjang hayat.

3.      Azas Kemandirian dalam Belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar